Jumat, 03 Mei 2013

St. Elmo's Fire

I can't remember who met who first, or who fallin' in love with who first. All I can remember is the seven of us are always together. -Leslie

Siapa sih yang belum pernah dengar Love Theme from St. Elmo's Fire?  Gue sendiri berpendapat kalau lagunya itu lebih terkenal daripada filmnya.  Anyway, film ini, seperti film 80an lainnya mempunyai citra film legendaris.  Apalagi setelah melihat The Breakfast Club (my favorite teenage movie!) gue jadi cari-cari film ini.  Niat gue juga dikuatkan (?) oleh muka-muka seperti Emilio Estevez, Judd Nelson, dan Andrew McCarthy!  Yup, bahkan Demi Moore pun cantik banget disini!  So, apakah St. Elmo's Fire memang pantas menjadi film legendaris?

Kirby (Emilio Estevez), Billy (Rob Lowe), Kevin (Andrew McCarthy), Juliana "Jules" (Demi Moore), Alec (Judd Nelson), Leslie (Ally Sheedy), dan Wendy (Mare Winningham) sudah bersahabat sejak kuliah, mungkin lebih lama lagi.  Mereka sering nongkrong di bar bernama Saint Elmo.  Kirby berkerja sebagai pelayan bar Saint Elmo, sehingga ia bisa lebih sering bertemu dengan teman-temannya, Billy tidak mempunyai pekerjaan tetap, Kevin bekerja sebagai penulis di koran, Jules bekerja di bidang keuangan, Alec bekerja di partai demokrat (lalu republik), Leslie bekerja di bidang seni, dan Wendy bekerja sebagai relawan sosial (maaf, gue kurang ngerti pekerjaannya).

Tentu saja pada semuanya mereka semua baik-baik saja,  Hubungan Alec dan Leslie baik-baik saja, karir Jules cukup sukses (dibuktikan dengan apartemen mahalnya), Wendy dan Kirby bahagia dengan pekerjaan masing-masing, Billy tidak terbebani dengan istrinya.  Akhirnya, konflik pertama dibuka dengan Kirby yang naksir dokter bernama Dale (Andie McDowell).  Lalu perlahan-lahan film ini akan mengantar kita ke berbagai konflik seperti Jules bermasalah dengan bosnya, Alec yang melakukan seks dengan gadis yang baru ditemuinya, dan Billy mencoba untuk merayu Wendy.  Konflik-konflik, ini meskipun kelihatan kecil, justru yang akan mempengaruhi alur selanjutnya.


Plotnya not bad sih.  Meskipun nanti permasalahan yang akan sering diungkit adalah permasalahan Billy dan dan Kirby, justru kedua permasalahan itu hanya berpengaruh kecil terhadap gang ini.  Justru permasalahan Alec dan Jules yang jarang diungkit, tapi berpengaruh besar terhadap gang ini.

Gue suka banget musiknya (love you David Foster!) tapi film ini agak mirip Titanic dalam hal musik.  Jadi musiknya itu berbeda tapi sama.

Pengambilan gambar filmnya juga cukup bagus.  Film ini sempat shoot pemandanga di Amerika.  Dan itu bagus banget, apalagi diiringi musik dari David Foster!  Itu adalah salahs atu part kesukaan gue dari film ini.

Ceritanya emang menarik dan ringan banget.  Gak heran film ini menjadi box office.  Tapi film ini juga kekurangan humor.  Menurut gue film ini jadi agak datar.  Apalagi Mare Winningham itu muka tua banget, jadi kurang enak dilihat -___- Kalau aktingnya dia lebih bagus, gue udah maafin mukanya dia yang jelek Gue emang paling gak suka karakter Wendy.  Karakternya dia gak menarik, dia tipikal gadis baik-baik sehingga karakternya gak membuat gue menjadi greget sama karakternya dia. Latar belakang dan konfliknya dia pun kurang drama.  Gak semua karakter yang dari keluarga kaya itu datar-datar aja, lihat aja Chuck Bass di Gossip Girl sama Miranda Priestly di The Devil Wears Prada.  Kan ceritanya dia orang Yahudi disini, tentu saja gue berharap beberapa lelucon Yahudi dari dia, atau sesuatu yang menarik tentang keluarganya kayak Annie Hall.  Ternyata gak ada.  Hal ini membuat film ini lebih datar.  Yang lebih pantas menerima Razzie Award itu Mare Winningham, bukan Rob Lowe.

Rob Lowe memang pantas menerima nominasi dari Razzie Award, tapi aktingnya gak seburuk Robert Pattinson sampai dia benar-benar menerima award itu.  Ya, karakternya terlalu kekanak-kanakkan, gue kurang suka cara bagaimana dia menghadapi fakta bahwa dia mempunyai istri dan anak.  Karakter Billy seakan-akan membawakan pesan, "Hei, mempunyai istri dan anak lalu mabuk-mabukkan bersama temanmu tanpa pekerjaan stabil itu tidak apa-apa. No problem, man." Konfliknya dia dan Wendy pun berakhir dengan klise -__-"

Emilio Estevez aktingnya juga kurang memuaskan, gak jelek sih, tapi bukan sesuatu yang amazing.  Gue lebih suka aktingnya dia di The Breakfast Club.  Tapi gue suka penyelesaian konfliknya dia, walaupun konfliknya dia itu agak ngebosenin.  Yang gue heran, dia itu kan lulusan hukum, kenapa dia gak magang di firma hukum?  Dia bodoh, males, atau pintar?  Film ini kurang menjelaskan karakter Kirby, padahal gue yakin ada cukup banyak waktu untuk menjelaskan karakter Kirby, dan sayangnya dibuang dengan adegan Mare Winningham di rumah besarnya.

Sama seperti Estevez, Andrew McCarthy juga aktingnya biasa aja.  Lebih bagus sedikit daripada Emilio Estevez.  Tapi gue suka karakternya disini.  Boleh dibilang Kevin adalah Alvy Singer yang lebih cool.  Tapi Joel Schumacher cukup pintar untuk menutup-tutupi apa konflik Kevin sebenarnya.  Emang sih dikasih hint sedikit, tapi penonton awam pasti gak akan tahu apa konflik Kevin sebenarnya sebelum kejadian 'itu'.

Yang aktingnya bagus banget disini itu Judd Nelson, Ally Sheedy, dan Demi Moore.  Ya, Demi Moore.  Gue heran kenapa semua pujian di film ini kebanyakan cuma jatuh ke Ally Sheedy.  Demi Moore berhasil membawakan seorang gadis yang sebenarnya berjuang dengan masalah-masalahnya, tapi ditutup dengan gaya hidup yang hedonis.

Ally Sheedy, dari gadis normal menjadi gadis yang emosional dan bingung.  Transisi karakter Leslie cukup bagus.  Sebenarnya biasa aja, tapi Ally Sheedy berhasil membawakannya dengan bagus.  Konfliknya dengan Alec pun juga berhasil dengan bagus.  Agak anti-klimaks, tapi gue emang suka cerita yang agak 'menggantung'.

Karakter Alec yang gue kira bakalan too good to be true atau datar kayak Edward Ferrar di Sense and Sensibility, ataupun tipikal kaya brengsek kayak Cal di Titanic, ternyata karakter yang cukup berisi.  Dia memang politikus, tapi bukan berarti dia tidak mempunyai sisi kekanak-kanakkan.  Politikus muda bahagia dan seseorang yang kacau emosional, kedua karakter itu dibawakan dengan baik oleh Judd Nelson.

Apakah film ini pantas menjadi film legendaris?  Tidak terlalu.  Tidak semua film sebelum 2000an itu pantas disebut film legendaris, dan tidak semua film-film itu memangn bagus.

Kalau lo remaja atau masih umur 20an suka film kayak 5 cm atau The Breakfast Club, dan mungkin serial kayak Friends, film ini gue rekomendasikan banget.  Tapi kalau lo udah diatas 20 dan lebih suka film serius kayak Taxi Driver atau The Godfather, gue gak merekomendasikan film ini. 5,5/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar