Senin, 16 Desember 2013

Frozen : Nothing But a Few Laugh and Light Entertainment

It's much easier to melt a frozen head than a frozen heart.

Berbagai film kartun telah dirilis di tahun 2013.  Sebut saja Despicable Me 2, Monsters University, Turbo, dan Epic.  Namun, tidak ada dari yang mereka yang benar-benar menggaet hati kritikus.  Gue sendiri sih baru nonton Despicable Me 2, karena gak sempet nonton MU dan yang lainnya simply gak menarik hati, wkwk.  Wreck-It-Ralph aja gue gak nonton (?)  But, adik sepupu gue yang ultah kemarin pengen nonton ini, so, gue nonton deh nih film.

Frozen dibuka dengan sebuah lagu yang menceritakan kekuatan es dan bahwa hati di otak lebih mudah disembuhkan daripada yang di hati dan blablabla.  Di istana, terdapat dua putri bernama Anna (Kristen Bell) dan Elsa (Idina Menzel).  Elsa memiliki kekuatan untuk membuat salju dan es sementara Anna tidak.  Namun mereka berdua saling menyayangi.  And guess what?  They love to play with snow and ice!!! *gasp* *sarcasm*  

Anyway, mereka sedang bermain-main dan Elsa dengan tidak sengaja 'memasukkan' es ke dalam kepala Anna.  Raja dan ratu yang panik membawa Anna dan Elsa ke troll yang baik hati manis dan imut.  Troll itu menyembuhkan Anna dan menyarankan agar ingatan Anna tentang kekuatan Elsa dihilangkan dan Elsa harus belajar mengontrol kekuatannya.  Elsa pun tidak pernah menemui Anna lagi karena terlalu takut untuk mengulangi kesalahannya lagi.  Hingga sang ratu dan sang raja meninggal.

Elsa terpaksa mengundang banyak orang untuk hari pemahkotaannya.  Di pesta itu, Anna bertemu dengan Pangeran Hans dan jatuh cinta pada pertemuan pertama *muntah*  Anna dan Pangeran Hans yang udah kebelet nikah langsung meminta restu Elsa sebagai ratu.  Elsa tidak setuju karena menurutnya wedding proposal setelah satu hari pertemuan tidak wajar.  Karena Anna terlalu menekan Elsa, Elsa akhirnya menunjukkan kekuasaannya dan kabur dari istana.  Anna yang merasa bersalah memutuskan untuk mengejar Elsa dan menyerahkan kekuasaan sementara kepada Hans.  Di tengah perjalanan, Anna bertemu dengan Kristoff (Jonathan Groff).

WARNING : MAY CONTAIN SPOILER


First thought : too much singing in the beginning.  Lagu prelude (Frozen Heart) yang dinyanyikan di awal sudah cukup bagus untuk mendeskripsikan film ini, dan gue rasa adegannya cukup bagus.  Dilanjutkan dengan lagu "Do you want to build a snowman" yang entah kenapa menurut gue ritmenya terkesan maksa dan liriknya meaningless banget.  Apalagi jeda antara kedua lagu sedikit sekali.  Apakah film-film Disney selalu dipenuhi lagu-lagu yang terkesan maksa?  Well, I think I have to do "Disney Marathon" to find out.  Anyway, gue merasa biasa aja dengan lagu-lagu yang ada di film ini karena kebanyakan lagunya forgettable dan...maksa.  Setidaknya lagu-lagu Princess and the Frog (2009) mempunyai sentuhan jazz dan gospel sedangkan iringan musik Brave (2012) mempunyai sentuhan irish folk.  Lagu dari film Frozen yang paling besar impact-nya tentu saja Let It Go.  

Animasinya indah dan magical.  Apalagi istana-istananya dan landscape-nya.  Keren banget dah.  Kalau soal kualitas 3D gue gak bisa menilai karena gue gak nonton versi 3D.

Generally, I think Frozen can be enjoyed by only children.  Why?  The characters are shallow and forgettable to me!  Kelakuan Anna yang awkward gagal banget menutupi stereotipe tokoh Disney : gampang jatuh cinta.  Penampilan fisik dan watak yang klise malah membuat tekanan darah tinggi gue naik selama nonton nih film.  Kegalauan Elsa dalam menghadapi kekuatan dan tanggung jawabnya pun kurang diolah dengan baik.  Itu kan film anak-anak, masa ada galau-galaunya?  Just for you know, I think The Lion King (1994) berhasil mengelola kegalauan Simba untuk memilih apakah ia akan menjadi raja atau tidak.  Elsa dan Anna merupakan tokoh utama dalam film ini.  Tapi Jennifer Lee dan Chris Buck cukup gagal untuk membangun relasi atau ikatan yang cukup di antara mereka.  I think it's a bit impossible to still love your sister whom you almost never met in your entire life.  Well, Frozen is just a movie anyway.  Tapi tetap aja gue jadi frustasi waktu nonton, wkwk.   

Olaf is as annoying as SpongeBob.  I just want to strangle Olaf (almost) everytime he appears!  Hans ketebak banget bakalan 'ngambil perannya' Marion Cottilard di TDKR.  Sorry dude, your true character is known for me waaaaaaaay early.  Kristoff?  Lumayan sih, gue suka hubungannya dia dengan Sven.


Clearly this movie's weakest point is PLOT.  Yang paling menyedihkan, plot adalah bagian (paling) utama dari sebuah film.  Apapun film itu.  Frozen bak cupcake kecil yang luarnya bagus namun tidak punya isian.  Intinya, nih film ringan banget dan terlalu cute.  

Gue gak tahu apakah 'twist' yang ada di tengah-tengah film ini adalah usaha jujur Jennifer Lee dan Disney untuk memperbaiki plotnya, atau mereka hanya sok-sokan pake 'twist'.  

Memang terkadang bagus untuk berjalan cepat dan to the point.  Namun, kita juga harus melihat konteks keseluruhan film itu.  Gue gak yakin Frozen ditargetkan untuk orang dewasa sehingga filmnya to the point dan mempunyai tingkat kepadatan yang cukup rumit.  But the problem is, Frozen walks too fast and straight to the point.  Ini agak berlawanan dengan prelude yang seakan-akan menjanjikan background yang akan menarik emosi penonton.  Bukannya memberikan background yang cukup dan membangun emosi penonton dan cerita, film ini malah tetap berjalan dengan pace cepat.  I just don't feel any connection to the characters.  I mean, screw up with them.  Begitu juga di tengah-tengah film.  Gue tetap gak merasa adanya koneksi atau adventure mode seperti menonton Finding Nemo, Mulan, Shrek, dll.  

The Snow Queen karangan Hans Christian Andersen sebenarnya mempunyai tema yang sedikit gelap.  Yang gue heran, gue hampir gak merasakan unsur gelap itu.  Come on, gue udah nonton film-film animasi yang mempunyai tema gelap seperti Coraline, Nightmare Before Christmas, Corpse Bride, dll.  Sebenarnya The Lion King dan Beauty and the Beast juga mempunyai sedikit unsur gelap kok.  Tim produksinya benar-benar main aman dah.  Sedikit kepahitan bisa menyeimbangkan 'kemanisan' film ini. 

I'm still trying to figure out why the critics love "Frozen" so much while the plot is too light and has shallow characters just like "Despicable Me 2".  But I must admit that "Frozen" has a beautiful animation. 4,5/10  



pic cr :
jagatreview.com
skwigly.co.uk
cartoonbrew.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar