Minggu, 16 Juni 2013

Batman Begins vs Man of Steel

Why do we fall, sir? So that we can learn to pick ourselves up. -Batman Begins



Yeay, gue update film baru lagi!  Sama seperti 40% orang yang mau atau sudah menonton MoS (Man of Steel), gue nonton nih film gara-gara Nolan doang, walaupun perannya dia di bagian story dan produser.  Dan nilai plusnya, ada om Hans Zimmer (Pirates of the Caribbean, Inception, Dark Knight trilogy) sebagai penata musik.  Gue tambahin Batman Begins maksudnya biar sekalian gue review, wk.  Gue pilih Batman Begins karena BB dan MoS sama-sama film pertama, diadaptasi dari DComics, dan ada Christopher Nolan dibalik layar.

Gue pengen numpang ngelantur dan cerita sedikit kenapa gue lebih suka Batman daripada Superman.  Jujur, gue gak pernah baca komik Batman ataupun Superman.  Biasanya gue lihat aksi mereka berdua dari seri Justice League (yes, I watch that series) dan video dari youtube.  Selain itu, gue gali latar belakang mereka dari berbagai web.  Emang waktu kecil alasan gue suka Batman ya sekedar kostumnya yang item dan karena dia 'kelelawar', tapi setelah gue nonton Justice League dan menggali banyak informasi, alasan itu berubah menjadi karena Batman hanya manusia biasa.  Musuh-musuhnya juga rata-rata manusia banget dibandingkan musuh-musuh Spiderman dan Superman.  Coba kita 'telanjangi' Joker, Harley Quinn, Penguin, Scarecrow, atau Riddler, mereka juga manusia 'biasa' yang kuat di otak, bukan otot.  Itu juga yang bikin gue suka Batman karena penjahat-penjahatnya lebih berkelas dibandingkan superhero lain.  Mungkin musuh Batman yang emang 'luar biasa' adalah Poison Ivy.  Jadi gak cuma Batman doang yang gue suka, tapi dunia Batman secara (agak) keseluruhan.  Gue sih kurang tahu musuh dan dunia Superman kayak apa, soalnya yang nampang di TV si botak (Lex Luthor) terus-_-

WARNING : MAY CONTAIN SPOILER!


Batman Begins dimulai dari Bruce Wayne (Christian Bale) yang trauma akan kematian orangtuanya.  Ia memutuskan untuk berkeliling dunia untuk memahami penjahat-penjahat dan memahami konsep keadilan.  Ia ditemukan oleh Henri Ducard (Liam Neeson) dan direkut sebagai muridnya agar bisa bergabung dengan Ra's al Ghul (Ken Watanabe).  Sayang, Bruce tidak lagi mensetujui pandangan gurunya dan memberontak pada Ra's al Ghul.

Sesampai di Gotham City, Bruce reuni dengan Alfred (Michael Caine) dan Rachel Dawes (Katie Holmes).  Setelah melihat alat-alat yang diciptakan oleh Lucius Fox (Morgan Freeman), Bruce memutuskan untuk membantu polisi-polisi Gotham.  Walaupun cuma satu polisi yang dia percaya, yaitu Jim Gordon (Gary Oldman)


To be honest, I don't really enjoy Batman Begins.  Which movie I like the least from Dark Knight trilogy?  Well, this movie is the answer.  Ijinkan gue untuk melantur sedikit.

Gue sebenarnya udah nonton Batman Returns, tapi gue lupa penampilan Michael Keaton seperti apa karena gue terlalu terpukau (?) dengan Michelle Pfeiffer dan Danny Devito.  Gue cuma bisa men-translate kalau itu berarti penampilan Keaton biasa aja, dan Bale tidak lebih buruk atau lebih baik dari Keaton.  Sayangnya, penampilan Bale yang mediocre kurang terbantu dengan Katie Holmes.  

Entah seperti apa Rachel Dawes di komik, tapi Holmes kurang membawa semangat dan gairah seorang asisten jaksa muda.  The 'good' news is Holmes and Bale didn't build an even good chemistry.  Rachel lebih terasa sebagai adik Bruce.  Gue gak bisa merasakan perasaan Rachel, ekspresi cemburunya kurang kuat, dan adegan ciumannya terasa dingin.  Hampir tidak ada indikasi Rachel mempunyai perasaan lebih kepada Bruce, kecuali adegan dimana Rachel melihat Bruce pergi bersama dua model.  Tapi...gue bisa memaklumi Bale dan Holmes.  Toh Bale aktor muda yang mungkin sedang mencari pengalaman lewat film Batman Begins.  Apalagi penampilan dia di dua film sebelum Batman Begins (American Psycho dan The Machinist) sangat impressive.  Dan Katie Holmes sendiri mulai terkenal ketika dia menjadi istri Tom Cruise.  Intinya,  aal izz well all is forgiven.


Siapa yang gak tahu Golden Trio-nya HarPot?  Gak tahu?  Gue sumpahin lo punya hidung kayak Voldie!  Batman Begins juga punya Golden Trio, yaitu Alfred, Lucius, dan Gordon.  Nolan dengan efisien menjelaskan bahwa tanpa mereka bertiga, Batman tidak akan pernah ada.  Tanpa Alfred, Bruce tidak akan dewasa dan jalannya akan melenceng.  Tanpa Lucius, tentu saja Batman tidak akan pernah ada (nonton filmnya).  Tanpa Gordon, Batman tidak akan menjadi pahlawan, tetap dipandang sebagai orang yang main hakim sendiri.  Mereka juga punya peranan sendiri dalam stage hidup Bruce.  Alfred sebagai ayah, Lucius sebagai...mentor dalam mesin (dan supplier?), dan Gordon sebagai partner.  Untungnya, mereka bukan sekedar karakter, alias Caine, Freeman, dan Oldman berhasil menghidupkan karakter masing-masing.  Apa gunanya mempunyai karakter yang berpotensi jika tidak mempunyai aktor yang berpotensi?

Now, let's talk about the villains.  Gue rasa Batman Begins kebanyakkan antagonis, sehingga tiap penampilan antagonis terasa cepat dan wtf banget.  Apalagi di menit-menit pertama yang fokus pada masa lalu Bruce, tiap penjahat kurang bisa memancing emosi dan aktor-aktornya kurang mendapat spotlight.  Setelah Bruce memberontak, gue merasa filmnya agak gantung karena gue lost dan bingung tentang siapa penjahat utamanya.  Come on, masa sih musuhnya cuma mafia biasa (Carmine Falcone, diperankan oleh Tom Wilkinson)?  Gue menduga Falcone ini ada hubungannya dengan Don Vito Corleone di The Godfather.  Yah, sayangnya Wilkinson tidak menampilkan aura sangar (?) kayak Marlon Brando.  Falcone K.O, datanglah Scarecrow a.k.a Jonathan Crane (Cillian Murphy).  Scarecrow ini nasibnya sama kayak Two Face, karakter yang punya potensi, tapi kurang tergali.  Waktu gue udah konek dengan Murphy, Scarecrow pake topeng dan K.O sama Rachel-_-  Aktor yang paling karismatik sebagai antagonis tentu saja Liam Neeson.  Karakter yang diperankan Neeson sebenarnya bukan antagonis yang benar-benar jahat, tapi anti-hero-lebih-ke-antagonis karena pandangan hidupnya yang agak melenceng.  Maksudnya baik kan?  Dia mencoba untuk me-restore keadilan, tapi dengan konsep yang salah.

Kalau Batman Returns mempunyai aura dark yang memang Tim Burton, Batman Begins berhasil membawa aura dark yang memang asli dari Batman, tapi juga membawa 'jejak-jejak' Nolan.  Hmm, mungkin kalian (emang ada yang baca? :p) bakal ngerti kalau udah nonton dua-duanya.  Dan rasanya udah gak perlu membahas musik dari Hans Zimmer yang emang keren banget.  Apalagi dialog berbobot yang tidak terasa preachy.  

My final verdict : Batman Begins presented the original dark theme from Batman, as well as Nolan's signature.  And despite the less-than-average chemistry between the leads, it still has some amazing performances.  


Gue merasa cerita awalnya itu mix up dari cerita Musa dan...bayi Yesus?  Musa karena orangtuanya harus mengirimkan anaknya, dan Yesus karena Kal-El emang ditakdirkan untuk menyelamatkan bumi.  Ketika Krypton menunjukkan tanda-tanda kiamat, Jor-El (Russell Crowe) dan Lara (Ayelet Zurer) harus mengirimkan bayi mereka ke bumi.  Usaha Jor-El dan Lara berhasil walaupun harus mengorbankan nyawa Jor-El yang dibunuh oleh Zod (Michael Shannon).

Kar-El tumbuh besar dan menjadi Clark Kent (Henry Cavill) yang dibesarkan oleh Jonathan (Kevin Costner) dan Martha (Diane Lane) Kent.  Clark yang sadar dirinya berbeda dari orang lain mulai mempertanyakan siapa dia sebenarnya.  Jonathan terus menyuruhnya bersabar dan menunggu ketika dia memang harus menyelamatkan dunia.  Bertahun-tahun kemudian, Clark menemukan sebuah pesawat asing, yang juga ditemukan oleh Lois Lane (Amy Adams).  Ketika Lois terluka, Clark terpaksa menyelamatkannya dan tiba-tiba menghilang.  Usaha Lois untuk mengungkapkan siapa Clark sesungguhnya dimulai.


Gue ingat ada orang komentar gini di twitter : MoS masih terasa Nolan-nya, tapi ga Nolan banget.  Gue setuju.  Sebelum lihat berbagai komen di twitter, ekspektasi gue besar banget buat film ini, apalagi trailer-nya yang menjanjikan adanya kisah masa kecil yang menyentuh dan kelam.  Ekspektasi gue mulai menurun setelah ada orang men-tweet bahwa MoS terlalu berat di efek dan tweet tentang Nolan tadi.  

Iya, efeknya lebih seru daripada The Dark Knight trilogy.  Mungkin karena gue cewek, gue agak bosan dengan efek itu di pertengahan film?  Ayolah, gue udah lihat efek begituan di The Avengers, trilogi Iron Man, Star Trek, dll.  Rasanya agak norak kalau gue masih 'wow'.  Karena udah disajikan special effect yang meriah di awal film, gue berharap kalau bagian selanjutnya disajikan dialog berbobot penampilan akting yang kuat yang bisa menyaingi Batman Begins.  Sayang, sepertinya Zack Snyder lupa memasukkan hal-hal itu.

Gue jadi ingat tentang salah satu blog yang mengatakan : Superman adalah Superman dan Clark Kent adalah topengnya.  Yap, gue setuju banget.  Dan konsep itulah yang sebenarnya kelemahan MoS.  Superman itu pahlawan yang paling sempurna.  He's too perfect, he's the Gary Sue in superhero world.  Di film ini juga dikatakan bukan fisiknya aja yang superior, tapi nalurinya juga.  Karena nalurinya udah superior, pandangan hidup dan moral Clark kurang dibahas dan diolah.  Dia memang ditakdirkan sebagai superhero yang absolut dan sempurna sehingga gue kurang merasa adanya bantuan dari pihak yang lemah.  Dan pihak yang membantu pun tidak membangun hubungan partnership yang kuat seperti Gordon dan Batman.  


Selain itu, film ini tidak mempunyai figur mentor yang kuat.  Gue sih lebih suka Uncle Ben-nya Spiderman, karena emang dia faktor kuat Peter Parker menjadi pahlawan yang kuat.  Kehadiran sang ayah angkat terasa cepat di film ini, dan percakapan heart-to-heart mereka terasa tiba-tiba, karena sebelumnya diperlihatkan kehadiran ibu (angkat) yang sabar dalam menghadapi keanehan Clark.  Mungkin maksudnya untuk tidak menghilangkan peran ibu, tapi dialog heart-to-heart antara ayah dan anak jadi terkesan kecepatan dan kurang menyentuh.  Walaupun begitu, gue suka dialog antara Clark dan ayah angkatnya yang cukup berbobot.  Speaking of dad, kenapa Jor-El lebih terasa seperti mentor daripada ayah kandung?  Hubungannya dengan Clark kurang menyentuh, bahkan Russell Crowe kurang menampilkan akting yang emosional ketika harus berpisah dengan anaknya.  Gue sih lebih suka adegan dimana Dustin Hoffman harus berpisah dengan anaknya (Justin Henry) di Kramer vs Kramer.

Seperti Batman Begins, performa akting yang mengesankan gue datang dari aktor-aktor veteran yang nongol sebentar seperti Diane Lane, Kevin Costner, dan Russell Crowe.  Amy Adams bagus juga kok, dan untungnya lebih bagus daripada Katie Holmes.  Apa gue doang yang kurang terkesan dengan Michael Shannon dan Henry Cavill?  Gue merasa mereka terlalu lama berantem dengan otot.  Tapi itu bukan kesalahan mereka, itu kesalahan dari skrip David S. Goyer yang tidak memberikan ruang banyak bagi pemain-pemainnya untuk mengembangkan kemampuan akting mereka.  Gue lebih suka ada 'perang mulut' berbobot seperti yang terjadi di Batman Begins dan TDK.  Yah, sebenarnya gue cukup senang nih film gak pake Lex Luthor, karena gue udah bosan lihat kepala mengkilatnya.  Tapi kalau musuhnya Lex Luthor, gue pengennya kayak Smallville ; bestfriends to enemies.  Biar lebih dramatik gitu.    
Anyway, keputusan Zack Snyder untuk memakai Hans Zimmer tepat banget.  Dan gue bersyukur gak ada Superman March diputar disini.  Mungkin karena gue bukan fans berat Superman makanya gak sedih-sedih banget lagunya gak diputar, hehe.  Kalau dilihat-lihat, review MoS gue banyak menggunakan kata kurang.  Ya itulah MoS, banyak potensi tapi kurang tergali dan tertutup oleh adegan berantem (yang menurut gue cukup 'menghibur' mata seperti Transformer).

My final verdict : The action and special effect are more thrilling than Batman Begins, but I don't feel a strong emotion for and from this movie.

So, the winner is.....................................................


































































































BATMAN BEGINS!


FINAL SCORE :

Batman Begins : 7,7/10
Man of Steel : 5,5/10

pic cr :
muvipedia.blogspot.com
daleisphere.com
hippierefugee.blogspot.com
comicvine.com
fanpop.com
blogs.canoe.ca
digitalspy.co.uk
section7g.net  

1 komentar:

  1. Aspirasinya: "Yah, sebenarnya gue cukup senang nih film gak pake Lex Luthor, karena gue udah bosan lihat kepala mengkilatnya." kedengaran sama Zack Snyder, makanya film Batman v Superman nanti Lex Luthor-nya gondrong, kan.

    Padahal Zack Snyder sudah berupaya memanusiawikan Superman dalam Man of Steel, tapi masih kurang berhasil juga ya. Dan saya sepakat, Superman butuh mentor yang berkenaan dengan sifat manusia bumi. Sayangnya Kevin Costner tampil cukup singkat, padahal ia berpotensi untuk menutup celah tadi.

    Pemilihan Henry Cavill juga mengulang kesalahan dalam Superman Returns yang memasang Brandon Routh.

    Anyway, thanks reviewnya.

    BalasHapus